Manusia sejak dahulu kala telah berusaha untuk
memecahkan permasalahan besar tentang asal mula terjadinya bumi. Bagaimanakah
asal mula terjadinya bumi? Teori-teori dan hipotesis-hipotesis dari banyak
ilmuwan tentang asal mula terjadinya bumi telah memberikan gambaran bagaimana
terjadinya bumi, dan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
teknologi terjadi pula perubahan teori-teori tersebut. Dalam mempelajari
teori-teori tentang pembentukan bumi tentu saja berhubungan dengan pengetahuan
tentang galaksi, jagad raya, dan tata surya.
Di pagi hari kita melihat terbitnya matahari di
ufuk timur, kemudian tenggelam di ufuk barat pada sore harinya. Peristiwa ini
disusul dengan munculnya bintang-bintang, bulan, dan benda-benda langit di
angkasa raya yang sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya di malam hari.
Ketika malam berakhir kita akan melihat lagi munculnya matahari di ufuk timur.
Peristiwa ini terjadi secara terus-menerus.
1. Galaksi
Apakah yang dimaksud jagad raya? Bagaimanakah
bentuk galaksi? Konsep jagad raya membahas sebaran atau kedudukan benda-benda
langit yang bertebaran secara bebas dalam suatu ruang (spaces) yang
tak terhingga luasnya. Konsep jagad raya yang dimaksud di atas adalah
benda-benda langit yang dinamakan manusia “galaksi-galaksi”. Di dalam galaksi
tersebut terdapat berjuta-juta bintang yang bebas, tetapi teratur sesuai dengan
aturan hukum alam masing-masing sehingga satu sama lain secara teoritis tidak
mungkin terjadi benturan. Galaksi adalah kumpulan planet, bintang, gas, debu,
nebula, dan benda-benda langit lainnya yang membentuk pulau-pulau di dalam
ruang hampa jagad raya.
Sesungguhnya benda-benda langit yang bertaburan
di angkasa raya, masing-masing terikat pada suatu susunan tertentu. Kalau kita
melihat langsung ke langit pada malam hari, terlihat di sana berjuta-juta
bintang. Satu bintang di langit, jika kita cermati dengan menggunakan alat
teropong, sebenarnya merupakan kumpulan dari berjuta-juta bintang. Jarak bumi
kita yang sangat jauh menyebabkan mereka tampak seperti satu bintang saja.
Begitu jauhnya dan begitu banyaknya bintang-bintang yang menjadi satu kesatuan
itu sehingga kelihatan rapat dan akan terlihat seperti kabut saja.
Sejak zaman dahulu manusia telah menyelidiki
bagaimana terjadinya bumi begitu banyak teori dikemukakan sehingga
berkembanglah usaha untuk menyelidiki benda-benda langit, matahari dalam suatu
sistem tata surya. Untuk mengetahui secara baik teoritis maupun hipotesis
(dugaan sementara), para ahli sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi.
Keberadaan galaksi dapat dilihat atau dideteksi
dengan teleskop. Beberapa bentuk galaksi di jagad raya, antara lain, sebagai
berikut.
a. Galaksi bentuk spiral. Pada galaksi
ini terlihat adanya roda-roda Catherina di dalamnya, dengan lengan-lengan
berbentuk spiral yang keluar dari pusat yang terang. Sekitar 60% dari galaksi
berbentuk spiral.
b. Galaksi bentuk spiral berpalang. Pada
galaksi ini terlihat dari bagian ujung suatu pusat keluar lengan-lengan spiral
galaksi. Sekitar 18% dari jumlah galaksi di jagad raya ini berupa spiral-spiral
ataupun spiral-spiral yang terpotong.
c. Galaksi bentuk elips. Galaksi ini
berbentuk elips, dari berbentuk hampir menyerupai bola kaki sampai pada bentuk
yang sangat lonjong seperti bola rugby. Sekitar 18% galaksi di jagad raya
berbentuk elips.
d. Galaksi bentuk tak beraturan. Galaksi
berbentuk tak beraturan, atau tidak mempunyai bentuk tertentu, sekitar 4%
galaksi di jagad raya berbentuk tak beraturan.
Galaksi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1) sumber cahaya berasal dari galaksi itu
sendiri dan bukan merupakan cahaya pantulan;
(2) antara galaksi satu dengan yang lain
mempunyai jarak jutaan tahun cahaya;
(3) galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada
di luar Galaksi Bimasakti;
(4) galaksi punya bentukan tertentu, misalnya:
bentuk spiral, bentuk spiral berpalang, bentuk elips, dan bentuk tidak
beraturan.
Ruang antara galaksi yang satu dengan yang
lainnya berisi zat intergalaksi yang juga dapat disebut zat interstellair yang
berisikan proton, elektron, dan ion lain yang bergerak simpang siur dalam jagad
raya. Ahli astronomi yang banyak menjelaskan tentang galaksi, antara lain:
Edwin Hubble, Nu Mayol, dan Harlow Shapley.
2. Jagad Raya
Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah
bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan para ahli
astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan
kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli
astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke
angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan
para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang (space)
yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti bola).
Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas
berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula,
kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut
tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi
kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai
bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut
Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris)
dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki galaksi ini
di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat
disimpulkan sebagai berikut.
(1) Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah
gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
(2) Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram,
dan porosnya sebagai inti sistem.
(3) Corak atau struktur spiral dengan massa lebih
kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut
gelap atau bintang yang hampir padam.
(4) Garis tengah susunan perbintangan
80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai
15.000 tahun cahaya di tengahnya.
(5) Matahari berada pada jarak 30.000–35.000
tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
(6) Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai
sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225
juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda angkasa lain yang
berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang memancarkan cahaya
dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang adalah
matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya
adalah sebagai berikut.
a. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang
menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat
rayamengembang menjadi lebih luas.
b. Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala
galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal,
kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi
sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan
besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi
serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini
adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
c. Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang
berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagad
raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula
bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen Hawking
mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat
memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.
Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya.
a. Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan
pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada
masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan
matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun melalui
jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam
semesta bangsa Babylon.
b. Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan
pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya bergerak
mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum Masehi.
Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan, seperti:
Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
c. Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan
pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya penelitian yang
didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat keingintahuan
ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung
oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan
Johanes Kepler.
3. Tata Surya
Galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang,
sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang berada di dalam
Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari mempunyai
sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut Tata Surya. Jadi,
sebuah Tata Surya terdiri dari satu matahari dan semua benda langit yang
beredar mengelilinginya. Tata Surya terdiri atas satu Matahari, dan delapan
planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain yang mengelilinginya.
Untuk membantu pemahaman kita tentang alam
semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata Surya serta planet-planet kita,
cermatilah gambar perbandingan benda-benda langit.
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet
berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam dan planet luar.
Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan
Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah
planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada jari-jari
lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars, Yupiter,
Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa hal penting mengenai keberadaan
planet-planet sebagai berikut.
(1) Cahaya planet merupakan cahaya yang diterima
dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet tidak mempunyai
cahaya sendiri
(2) Planet-planet berkilauan dan tidak
berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
(3) Planet-planet terlihat sebagai keping atau
cakram jika dilihat dengan teropong.
(4) Bidang lintasan planet-planet berbentuk
elips.
(5) Arah peredaran planet-planet mengelilingi
matahari antara satu dengan yang lain sama.
(6) Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit
pengiring seperti bulan pada planet Bumi.
Tata Surya kita memiliki sembilan planet yang
diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat fisiknya. Berdasarkan letaknya
planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Inferior dan Planet
Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam Tata Surya
dibagi atas Planet Teresterial dan Planet Raksasa.
1. Planet Inferior dan Planet Superior
Pembagian ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet
Inferior adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih kecil daripada orbit
Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior adalah planet yang memiliki
orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus,
Neptunus, dan Pluto.
2. Planet Teresterial dan Planet Raksasa
Planet Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan
sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari melalui matahari dikelompokkan
atas empat Planet Teresterial dan empat PlanetRaksasa. Pluto tidak
diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan planet
terluar yang terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet
Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan bumi (terra =
bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan kawah.
Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Dinamai Planet Raksasa (Planet
Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter (Jove =
Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa
cairan dengar.
Batas antara Planet Teresterial dan Planet
Raksasa terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan.
Planet-planet yang mengelilingi matahari
mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga jarak dengan matahari dan
waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
a. Merkurius
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan
matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini
kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi
matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak
Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
b. Venus
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius.
Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena
jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang
lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang
diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya
selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah
108.210.000 km.
c. Bumi dan Bulan
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya.
Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni
makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak
mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak
bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi
atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi
matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar
kesepakatan ahli astronomi mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan
bintang Aries, yaitu 365hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu
Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit
atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit
bumi selama mengelilingi matahari.
Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi
mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1 hari. Peredaran Bulan
mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
d. Mars
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih
6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih
697 haridengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah
air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar
icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini
menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati
kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai
dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit
dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars
dengan Matahari adalah 227.940.000 km.
e. Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata
Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2
massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap
matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai
keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah,
atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat
besar kepadatan planet ini sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas
unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain
sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu
14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari
satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi),
dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f. Saturnus
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah
planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih
29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai
atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur
amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di
antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu
bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar.
Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini
memiliki 9 buah satelit.
Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10
sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan sangat halus.
Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling terang di
antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya.
Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.
g. Uranus
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh
William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini
dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan
tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut
dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84
tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit.
Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa
sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari
adalah 2.863.840.000 kilometer.
h. Neptunus
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun
1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara
kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis
tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk
mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam.
Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit.
Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Tritondan
Nereid.
i. Status Pluto dan Sedna
Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di
sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari
seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus bersejarah, mencopot
status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai
planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar
planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah
planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.
Keputusan ini juga sekaligus mematahkan usulan
penambahan tiga anggota baru Tata Surya, yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313.
Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya, Charon adalah satelit
(bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di luar wilayah
Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama
tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani”
status barunya sebagai dwarf planet alias planet kerdil. Para ahli
astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu, benda angkasa
disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis
orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet
lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit
Neptunus, sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto
terdiskualifikasi dari klasifikasi planet.
Pada tanggal 15 Maret 2004 astronomer dari
Caltech, Gemini Observatory, dan Yale University mengumumkan penemuan baru
benda langit kesembilan dari matahari. Benda langit ini dinamakan Sedna yang
diambil dari nama Dewi Laut di Arctik. Sedna ini berjarak 90 kali lipat
daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk orbit yang ekstrem elips
Sedna adalah sebuah objektrans-Neptunus yang
ditemukan oleh Michael E. Brown (Caltech), Chad Trujillo (Gemini
Observatorium), dan David Rabinowitz (Universitas Yale) pada tanggal 14
November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna merupakan benda langit dalam Tata
Surya terjauh yang pernah diamati pada saat itu. Diameter Sedna sekitar 1.180
sampai 1.800 km dengan massa 1,7 – 6,1×1021 kg. Perihelion Sedna
76,156 AU sedangkan aphelion-nya 975,056 AU. Sedna membutuhkan waktu
12.000 tahun untuk satu kali mengorbit matahari.
4. Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya
Hasil pantauan teleskop dari Bumi planet-planet
terletak hampir pada satu bidang datar di sekeliling Matahari, melahirkan
perkiraan atau hipotesis atau teori yang hampir sama tentang terjadinya Tata
Surya, yaitu bahwa planet-planet lahir dari matahari atau kelahiran planet dari
ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat planet-planet yang hampir
sebidang dengan ekuator matahari memberikan penjelasan tentang massa asal
planet itu telah berputar sejak benda langit itu terbentuk.
Sebagian gas dari matahari yang terlepas dan
terus-menerus berputar adalah proses awal terbentuknya bumi kita. Jadi, Bumi
merupakan sebagian gumpalan gas yang berasal dari matahari. Walaupun terlepas
dari gumpalan induk, gumpalan besar tersebut tetap berputar terus-menerus
mengelilingi gumpalan induk yang lebih besar yaitu matahari. Beberapa gumpalan
besar lain yang terlepas dan terpisah dari gumpalan gas matahari tetap berputar
sehingga mengalami proses pendinginan dan menjadi padat. Beberapa gumpalan yang
mendingin dan memadat itu sekarang membentuk planetplanet yang mengelilingi
matahari yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan
Neptunus.
Planet terakhir dan terjauh ditemukan melalui
rekaman teleskop ruang angkasa Spitzer yang diluncurkan 23 Agustus 2003, planet
tersebut dinamai Sedna. Sebagiangumpalan tidak hanya terlepas dari
planet-panet, tetapi juga bergerak berputar dan mengelilingi gumpalan induknya
(planet). Bulan dan satelit adalah gumpalan yang terlepas dari planet. Walaupun
saat ini Sedna merupakan planet terjauh dari pusat Tata Surya, tidak tertutup
kemungkinan akan ditemukan kembali planet yang lebih jauh dari Sedna. Hal
tersebut hanya akan terjadi jika kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan
tentang astronomi selalu dikembangkan keberadaannya. Bumi yang terjadi dari
pendinginan dan pemadatan gas terus-menerus berputar. Perputaran ini
menyebabkan Bumi bertambah dingin sehingga gas di atas bumi berubah menjadi
cairan dan padatan. Permukaan bumi yang terdiri atas cairan dan padatan
merupakan permukaan bumi yang dapat digunakan sebagai tempat dan habitat hidup
manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lain.
Seluruh kejadian di atas memerlukan waktu yang
sangat lama. Proses terjadinya Bumi hingga menjadi tempat hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya telah terjadi berjuta-juta tahun lamanya. Bagian inti
Bumi merupakan gumpalan materi yang paling berat massanya, sedangkan kerak Bumi
didominasi oleh unsur magnesium dan silikon. Inti bumi lebih didominasi oleh
unsur besi dan nikel. Untuk mengukur ketebalan lapisan-lapisan penyusun kerak
bumi digunakan gelombang gempa, dan gelombang yang dipantulkan oleh suatu
lapisan tertentu sangat tergantung pada kecepatan gelombang pada lapisan itu.
Dengan menggunakan metode ini perkiraan ketebalan lapisan-lapisan penyusun
kerak bumi akan dapat diketahui.
Beberapa hipotesis yang menjelaskan proses
terjadinya Bumi dan Tata Surya sebagai berikut.
a. Hipotesis Kabut
Imanuel Kant (1724–1804), seorang ahli filsafat
berkebangsaan Jerman, menjelaskan bahwa hipotesis solar nebula ini merupakan
hipotesis yang paling tua dan paling terkenal mengenai terjadinya Tata Surya.
Dijelaskannya pula bahwa matahari, Bumi, dan planet lain awalnya merupakan satu
kesatuan yang berupa gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian inti
kabut menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian
kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet dan satelit-satelit.
b. Hipotesis Planetesimal
Teori Planetesimal yang berarti planet kecil
dalam penelitian berjudul ”The Origin of the Earth” atau ”Asal Mula Terjadinya
Bumi” telah dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi
berkebangsaan Amerika Serikat, pada tahun 1916. Dalam teori ini dikatakan awal
pembentukan planet mirip kabut pijar, karena di dalam kabut itu terdapat
material padat yang berhamburan yangdisebut planetesimal. Setelah itu, sebuah
bintang (sama dengan matahari) berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak
jauh sehingga terjadi pasang naik pada permukaan matahari, dan sebagian massa
matahari tertarik ke arah bintang yang mendekat tersebut.
Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari
sebagian massa matahari jatuh dan menyatu kembali dengan matahari, tetapi
sebagian yang lain berhamburan di angkasa sekitar matahari membentuk
planet-planet kecil yang beredar pada orbit masing-masing.
c. Hipotesis Pasang Surut Gas
Teori ini berdasarkan hipotesis bahwa pada awal
kejadiannya sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari bergerak
bersimpangan dengan matahari, dan menimbulkan pasang padapermukaan matahari.
Pasang tersebut berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu
tersebut bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir
tetesan kecil. Karena perbedaan besarkecilnya butir sehingga massa butir yang
lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses tersebut
membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Demikian
seterusnya sehingga terbentuklah planet dan satelit yang ada sekarang ini.
Teori ini lebih dikenal dengan nama Hipotesis Tidal James-Jefries yang
ditemukan pada tahun 1917 oleh sarjana berkebangsaan Inggris bernama James
Jeans dan Herald Jeffries.
d. Hipotesis Peledakan Bintang
Teori ini menjelaskan adanya sebuah bintang sebagai
kawan matahari, kemudian terjadi evolusi antara matahari dan bintang tersebut.
Ada bagian yang memadat dan terjebak di dalam orbit keliling matahari, sebagian
lagi meledak dan bebas di ruang angkasa. Keberadaan teori ini didukung oleh
banyak ahli astronomi yang telah membuktikan adanya bintang kembar.
e. Hipotesis Kuiper
Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom bernama
Gerard P. Kuiper (1905–1973). Ia mengatakan bahwa semesta terdiri atas formasi
bintangbintang, di mana dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan
antarbintang dari gas hidden. Pusat yang satu lebih besar daripada
pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu matahari.
Kemudian kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya
gaya tarik dari massa yang lebih besar yang menyebabkan awan yang lebih kecil
menjadi awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.
Jika awan mempunyai ukuran yang sama akan
terbentuk bintang ganda yang sering terjadi di alam semesta. Pada saat matahari
memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi radiasi
dipancarkan. Energi yang terpancar tersebut mampu mendorong gasgas yang lebih
terang, seperti hidrogen dan helium, dari awan yang menyelubungi
protoplanet-protoplanet yang paling dekat ke matahari.
Sumber :
Sulistiyanto, Iwan Gatot, 2009, Geografi 1 :
untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Kelas X, Jakarta : Pusat
perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 41 – 56
0 komentar:
Posting Komentar