Jumat, 18 Oktober 2013

Klasifikasi Kota


a.       Klasifikasi kota secara numerik yaitu penggolongan kota yang didasarkan pada unsur – unsur penduduk seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan luas wilayah.
1.      Kota kecil, jumlah penduduk antara 20.000 s.d. 50.000 jiwa.
2.      Kota sedang, jumlah penduduk antara 50.000 s.d. 100.000 jiwa.
3.      Kota besar, jumlah penduduk antara 100.000 s.d. 1.000.000 jiwa.
4.      Kota metropolitan, jumlah penduduk antara 1.000.000 s.d. 5.000.000 jiwa.
5.      Kota megapolitan, jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa.

b.      Klasifikasi kota dilihat dari kualitas perkembangannya.
Menurut Lewis Mumford meninju pertumbuhan suatu kota melalui enam fase yaitu sebagai berikut,
1.      Tahap eopolis (eopolis stage)
Dalam tahap ini dicerminkan oleh adanya kehidupan masyarakat yang semakin maju, walaupun dalam kondisi kehidupannya masih didasarkan pada kegiatan pertanian, pertambangan, dan perikanan.
2.      Tahap polis (polis stage)
Tahap ini ditandai oleh adanya pasar yang cukup besar, sementara itu beberapa kegiatan industri yang cukup besar mulai bermunculan di beberapa bagian kota.
3.      Tahap metropolis (metripolis stage)
Dalam tahap ini kota sudah mulai bertambah besar. Fungsi – fungsi perkotaannya terlihat mendominasi kota – kota kecil lainnya yang berada di sekitar kota dan daerah – daerah belakangnya (hinterland)
4.      Tahap megapolis (megapolis stage)
Tahap ini ditandai oleh adanya tingkah laku manusia yang hanya berorientasi pada materi. Standarisasi produksi lebih diutamakan daripada usaha – usaha kerajinan tangan.
5.      Tahap tiranipolis (tryanopolis stage)
Pada tahap ini ukuran atau tolak ukur budaya adalah apa yang tampak secara fisik (display). Masalah uang atau materi dan ketidakacuhan mengenai segala aspek kehidupan mewarnai tingkah laku penduduknya.
6.      Tahap nekropolis (nekropolis stage)
Tahap ini disebut sebagai tahap kemunduran dari suatu kota. Hal ini ditandai dengan kemunduran pelayanan kota beserta fungsi – fungsinya dan menunjukkan gejala – gejala kehancuran yang disebabkan karena adanya peperangan, kelaparan, dan wabah penyakit yang melanda hebat.

c.       Taylor mengklasifikasikan kota berdasarkan karakteristik dinamika fungsionalnya, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut,
1.      Tahap awal/infantil (the infantil stage)
Pada tahapan ini belum terlihat adanya pembagian yang jelas mengenai daerah – daerah permukiman dengan daerah – daerah perdagangan. Selain itu juga belum terlihat adanya perbedaan kawasan pemukiman kelas bawah dan kelas atas. Bangunan – bangunan yang ada masih tidak teratur.
2.      Tahap muda/juvenil (the juvenil stage)
Pada tahapan ini mulai terlihat adanya proses pengelompokan pertokoan pada bagian – bagian kota tertentu. Kawasan permukiman kelas menengah ke atas sudah mulai bermunculan di pinggiran kota dan munculnya kawasan pabrik.
3.      Tahap ketuaan (the senile stage)
Pada tahap ini ditandai adanya pertumbuhan yang terhenti (cessation of growth), kemunduran dari beberapa distrik dan kesejahteraan ekonomi penduduknya menunjukkan gejala – gejala penurunan. Kondisi – kondisi seperti ini terlihat didaerah – daerah industri.

d.      Menurut Houston, berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, kota diklarifikasikan menjadi tiga, sebagai berikut,
1.      Stadium pembentukan inti kota (nuclear phase)
Stadium ini merupakan tahap pembentukan CBD (Central Business District). Pada masa ini baru dirintis pembangunan gedung – gedung utama sebagai penggerak kegiatan perekonomian.
2.      Stadium formatif (formative phase)
Tahapan ini mulai menunjukkan ciri – ciri yang berbeda dengan tahapan pertama pada abad ke-19. Hal ini timbul sebagai akibat adanya revolusi industri yang meledak di kawasan Eropa Barat. Perkembangan industri pada saat itu mulai meluas dan perkembangan teknologi juga masuk ke sektor – sektor lain seperti sektor transportasi, komunikasi, serta perdagangan.
3.      Stadium modern (modern phase)

Stadium ini mulai terlihat pada abad ke-20 sejalan dengan makin majunya teknik elektonika. Makin majunya teknologi transportasi dan komunikasi mengakibatkan seseorang tidak lagi berpandangan bahwa bertempat tinggal di dekat tempat kerja merupakan hal yang paling menguntungkan.

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More