Jumat, 18 Oktober 2013

Contoh Pidato

Pemanasan Global

           Assalamu alaikum Wr.Wb. Selamat pagi dan salam sejahtera, dalam kesempatan ini marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang mengumpulkan kita semua di tempat ini. Pertama-tama saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya untuk menyampaikan pidato singkat saya yang bertemakan “Pemanasan Global”.
Pemanasan Global adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan bumi. Seperti yang kita ketahui suhu bumi telah meningkat.  Pemanasan Global disebabkan oleh beberapa hal antara lain efek rumah kaca dan efek umpan balik. Efek rumah kaca terjadi karena gas-gas rumah kaca yang berupa uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida, dan metana. Selain itu pemamasan Global juga disebabkan oleh efek umpan balik yang disebabkan bertambahnya gas-gas rumah kaca seperti CO, umpan balik yang penting lainnya adalah hilangnya kemampuan memantulkan cahaya oleh es, ketika suhu meningkat es yang berada di dekat kutub akan mencair, hal ini akan menambah pemanasan dan menimbulkan semakin banyak es yang mencair sehingga menjadi suatu siklus yang berkelanjutan.

Mungkin kita tidak bisa menghentikannya secara langsung tetapi ada beberapa cara untuk memperlambat terjadinya Pemanasan Global antara lain yang adalah :
1.      Pertama dengan mencegah karbon dioksida dilepas ke atmosfer dengan menyimpan gas tersebut di tempat lain.
2.      Kedua mengurangi karbon dioksida dengan cara yang paling mudah yaitu dengan menanam pohon karena pohon dapat menyerap karbon dioksida dan memecahnya melalui fotosintesis.
3.      Ketiga gas rumah kaca dapat di hilangkan dengan cara menyuntikkan gas tersebut ke sumur-sumur minyak untuk mendorong agar minyak bumi keluar kepermukaan.
4.      Keempat dengan cara mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, dan yang terakhir adalah mengurangi pemakaian barang-barang elektronik yang mengeluarkan gas CFC ( Chloro Fluoro Carbons ) seperti AC dan kulkas karena gas ini meningkatkan kadar penipisan ozon.

Mungkin cukup yang dapat saya sampaikan lebih dan kurangnya saya mohon maaf, karena kesalahan adalah milik saya dan selebihnya datang dari Allah. Saya hanya berharap setelah mendengar pidato saya, anda sekalian lebih menjaga bumi tempat kita tinggal agar tetap nyaman dan aman, yang dapat kita mulai dari hal-hal sederhana yang berada di sekiar anda.
Sekian dari saya

Wassalamu alaikum Wr.Wb.  

Klasifikasi Kota


a.       Klasifikasi kota secara numerik yaitu penggolongan kota yang didasarkan pada unsur – unsur penduduk seperti jumlah penduduk, kepadatan penduduk dan luas wilayah.
1.      Kota kecil, jumlah penduduk antara 20.000 s.d. 50.000 jiwa.
2.      Kota sedang, jumlah penduduk antara 50.000 s.d. 100.000 jiwa.
3.      Kota besar, jumlah penduduk antara 100.000 s.d. 1.000.000 jiwa.
4.      Kota metropolitan, jumlah penduduk antara 1.000.000 s.d. 5.000.000 jiwa.
5.      Kota megapolitan, jumlah penduduk lebih dari 5.000.000 jiwa.

b.      Klasifikasi kota dilihat dari kualitas perkembangannya.
Menurut Lewis Mumford meninju pertumbuhan suatu kota melalui enam fase yaitu sebagai berikut,
1.      Tahap eopolis (eopolis stage)
Dalam tahap ini dicerminkan oleh adanya kehidupan masyarakat yang semakin maju, walaupun dalam kondisi kehidupannya masih didasarkan pada kegiatan pertanian, pertambangan, dan perikanan.
2.      Tahap polis (polis stage)
Tahap ini ditandai oleh adanya pasar yang cukup besar, sementara itu beberapa kegiatan industri yang cukup besar mulai bermunculan di beberapa bagian kota.
3.      Tahap metropolis (metripolis stage)
Dalam tahap ini kota sudah mulai bertambah besar. Fungsi – fungsi perkotaannya terlihat mendominasi kota – kota kecil lainnya yang berada di sekitar kota dan daerah – daerah belakangnya (hinterland)
4.      Tahap megapolis (megapolis stage)
Tahap ini ditandai oleh adanya tingkah laku manusia yang hanya berorientasi pada materi. Standarisasi produksi lebih diutamakan daripada usaha – usaha kerajinan tangan.
5.      Tahap tiranipolis (tryanopolis stage)
Pada tahap ini ukuran atau tolak ukur budaya adalah apa yang tampak secara fisik (display). Masalah uang atau materi dan ketidakacuhan mengenai segala aspek kehidupan mewarnai tingkah laku penduduknya.
6.      Tahap nekropolis (nekropolis stage)
Tahap ini disebut sebagai tahap kemunduran dari suatu kota. Hal ini ditandai dengan kemunduran pelayanan kota beserta fungsi – fungsinya dan menunjukkan gejala – gejala kehancuran yang disebabkan karena adanya peperangan, kelaparan, dan wabah penyakit yang melanda hebat.

c.       Taylor mengklasifikasikan kota berdasarkan karakteristik dinamika fungsionalnya, karakteristik tersebut adalah sebagai berikut,
1.      Tahap awal/infantil (the infantil stage)
Pada tahapan ini belum terlihat adanya pembagian yang jelas mengenai daerah – daerah permukiman dengan daerah – daerah perdagangan. Selain itu juga belum terlihat adanya perbedaan kawasan pemukiman kelas bawah dan kelas atas. Bangunan – bangunan yang ada masih tidak teratur.
2.      Tahap muda/juvenil (the juvenil stage)
Pada tahapan ini mulai terlihat adanya proses pengelompokan pertokoan pada bagian – bagian kota tertentu. Kawasan permukiman kelas menengah ke atas sudah mulai bermunculan di pinggiran kota dan munculnya kawasan pabrik.
3.      Tahap ketuaan (the senile stage)
Pada tahap ini ditandai adanya pertumbuhan yang terhenti (cessation of growth), kemunduran dari beberapa distrik dan kesejahteraan ekonomi penduduknya menunjukkan gejala – gejala penurunan. Kondisi – kondisi seperti ini terlihat didaerah – daerah industri.

d.      Menurut Houston, berdasarkan karakteristik pertumbuhannya, kota diklarifikasikan menjadi tiga, sebagai berikut,
1.      Stadium pembentukan inti kota (nuclear phase)
Stadium ini merupakan tahap pembentukan CBD (Central Business District). Pada masa ini baru dirintis pembangunan gedung – gedung utama sebagai penggerak kegiatan perekonomian.
2.      Stadium formatif (formative phase)
Tahapan ini mulai menunjukkan ciri – ciri yang berbeda dengan tahapan pertama pada abad ke-19. Hal ini timbul sebagai akibat adanya revolusi industri yang meledak di kawasan Eropa Barat. Perkembangan industri pada saat itu mulai meluas dan perkembangan teknologi juga masuk ke sektor – sektor lain seperti sektor transportasi, komunikasi, serta perdagangan.
3.      Stadium modern (modern phase)

Stadium ini mulai terlihat pada abad ke-20 sejalan dengan makin majunya teknik elektonika. Makin majunya teknologi transportasi dan komunikasi mengakibatkan seseorang tidak lagi berpandangan bahwa bertempat tinggal di dekat tempat kerja merupakan hal yang paling menguntungkan.

kumpulan LelakaQ sasak




Lelakaq Nasehat
1.      Mun belaying leq tembere
Kapek paoq siq tetolang
Mun sembahyang endekte mele
Sanget laloq siqte jogang

2.      Kelaq manis daun kentujur
Manggis kataq araq sepempang
Epen tangis leq dalem kubur
Tangis awak saq endek uah sembahyang

3.      Ampet2 kadu kipas daun kesambiq
Saq tebau leq taman sedin lendang
Apik2 gamaq entan pade jagaq
DiriqSengaq mngkin jamane saq uah jogang

4.      Endaq girang lepas sampi ngaro
Leq sedin pelepe loeq laloq uletne
Endaq gamaq girang lepas uni bawo
Mun bakat ate sekat laloq oatene

5.      Mun bebante sembalun bumbung
Dasan telage langante jok rinjani
Lamun mate ndeq teburung
Ngumbe care adek te bakti

Lelakaq Anak-anak
6.      Bau paku leq sedin oloh
Jari kandoq mangan tengari
Pacu-pacu pade sekolah
Jari sangote lemaq mudi

7.      Impan bembek siq daun waru
Pelembah polaq leq dese
PujutLeman kodeq te pade pacu
Uahte toaq jari penurut

8.      Sei rengge jeruk manis
Jeruk manis leq atas langan
Sai wede kanak nangis
Kanak nangis mele mangan

9.      Jelo senen te juan buaq
Jelo ahad te juan apuh
Lamunte genem ajaq juaq
Lamunte sagaq deq araq angkuh

10.  Pempang ere tekadu kaliq longkak
Batang mitaq te piaq jari pemanju
Moge-moge araq gamaq kesukaq
Kanak sasak niki sayan pacu

Lelakaq Bebajangan
11.  Kayuq timus ariq jari warangke
Kayuq mamben ariq jari pengkaliq
Sangkak ngemus ariq tegitaq beraye
Mule angen ariq mele merariq

12.  Buaq asem ariq begerintang
Kayuq aden begeririk
Jelo malem begerinsang
Selung angen deq baun piriq

13.  Talet bunge ariq leq bawaq bila
Taliq paku ariq siq penyalin
Munne mene ariq siq idap rase
Sarian aku bae ariq siq tekawin

Lelakaq Bebonyen
14.  Mun belauq sik ku bedaye
Talet gadung dendeq-dendeq
Munku mauq si pade waye
Tanggep gadrung gorok bembek



15.   Lalo meken leq jarian
Bau tanaq impan jangkrik
Leteng laloq idap tian
Melet boye jengger ngencik

16.  Lolon renggak jari tali
Lolon belimbing sedin langan
Lamun erak sejari jari
Pokok ngibing jangke bian

Lelakaq Agama
17.  Bubut kerete dese lenek
Anak gagak kembang sandat
Idup mate urusan nenek
Endak lupak bace syahadat

18.  Mun kepait nyelem nyelili
Maraq kisap beceraken
Mun bedait dalem mimpi
Maraq idap jari penganten

19.  Goroq2 gaji
Piringku belah empat
Amaqku lalo ngaji
Inaqku bace kitab

20.  PaEq2 aiq pindang
Pinaq tEkoq gedeng nyambuq
Laeq2 lalo midang
Jangke pesot deq man mauq

21.  Dendeq beli bate nane
Bate nane luean lebur
Dendeq beli dedare nane
Dedare nane luean pupur

22.  Kubesisir kubeserang
Ku bebao bawaq gitang
Ku besisir ku beserang
Marak kao siq tegitaq

23.  Dendeq beli lensune nane
Lensune nane lue'an kotong
Dendek beli dedare nane
Dedare nane lue'an sombong

24.  Kadal nongaq leq kesambiq
Benang kataq setakilan
Tajah'n onyaq deq ne matiq
Payu salaq kejarian





EFEK RUMAH KACA


Proses terjadinya

Ketika radiasi matahari mencapai atmosfer bumi, sebagian panas akan dipantulkan oleh atmosfer dalam bentuk sinar infra merah, dan sbagian lagi akan diteruskan ke perrmukaan bumi. hal ini menyebabkan permukaan bumi menjadi hangat.
Permukaan bumi memantukan kembali panas tersebut dan sebagian diserap oleh "gas rumah kaca" -  seperti CO2, Metana dan NO di atmosfer. Proses inilah yang mencegah terlepasnya panas matahari ke luar angkasa.

Penyebab

Efek rumah kaca disebabkan karena naiknya konsentrasi gas karbon dioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan konsentrasi gas CO2 ini disebabkan oleh kenaikan pembakaran bahan bakar minyak, batu bara dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-tumbuhan dan laut untuk menyerapnya.
Energi yang masuk ke Bumi:
  • 25% dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer
  • 25% diserap awan
  • 45% diserap permukaan bumi
  • 5% dipantulkan kembali oleh permukaan bumi
Energi yang diserap dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah oleh awan dan permukaan bumi. Namun sebagian besar inframerah yang dipancarkan bumi tertahan oleh awan dan gas CO2 dan gas lainnya, untuk dikembalikan ke permukaan bumi. Dalam keadaan normal, efek rumah kaca diperlukan, dengan adanya efek rumah kaca perbedaan suhu antara siang dan malam di bumi tidak terlalu jauh berbeda.
Selain gas CO2, yang dapat menimbulkan efek rumah kaca adalah belerang dioksida, nitrogen monoksida (NO) dan nitrogen dioksida (NO2) serta beberapa senyawa organik seperti gas metana dan klorofluorokarbon (CFC). Gas-gas tersebut memegang peranan penting dalam meningkatkan efek rumah kaca.

Dampak dari efeck Rumah kaca

Menurut perhitungan simulasi, efek rumah kaca telah meningkatkan suhu rata-rata bumi 1-5 °C. Bila kecenderungan peningkatan gas rumah kaca tetap seperti sekarang akan menyebabkan peningkatan pemanasan global antara 1,5-4,5 °C sekitar tahun 2030. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 di atmosfer, maka akan semakin banyak gelombang panas yang dipantulkan dari permukaan bumi diserap atmosfer. Hal ini akan mengakibatkan suhu permukaan bumi menjadi meningkat.
Dunia telah kehilangan hampir 20 persen terumbu karangnya akibat emisi karbon dioksida. Laporan yang dirilis Global Coral Reef Monitoring Network ini merupakan upaya memberi tekanan atas peserta konferensi PBB mengenai iklim agar membuat kemajuan dalam memerangi kenaikan suhu global. Jika kecenderungan emisi karbon dioksida saat ini terus berlangsung, banyak terumbu karang mungkin akan hilang dalam waktu 20 sampai 40 tahun mendatang, dan ini akan memiliki konsekuensi bahaya bagi sebanyak 500 juta orang yang bergantung atas terumbu karang untuk memperoleh nafkah mereka. Jika tak ada perubahan, kita akan menyaksikan berlipatnya karbon dioksida di atmosfer dalam waktu kurang dari 50 tahun.
Karena karbon ini diserap, samudra akan menjadi lebih asam, yang secara serius merusak sangat banyak biota laut dari terumbu karang hingga kumpulan plankton dan dari udang besar hingga rumput laut. Saat ini, perubahan iklim dipandang sebagai ancaman terbesar bagi terumbu karang. Ancaman utama iklim, seperti naiknya temperatur permukaan air laut dan tingkatan keasaman air laut, bertambah besar oleh ancaman lain termasuk pengkapan ikan secara berlebihan, polusi dan spesies pendatang.

Tata Surya dan Jagad Raya


Manusia sejak dahulu kala telah berusaha untuk memecahkan permasalahan besar tentang asal mula terjadinya bumi. Bagaimanakah asal mula terjadinya bumi? Teori-teori dan hipotesis-hipotesis dari banyak ilmuwan tentang asal mula terjadinya bumi telah memberikan gambaran bagaimana terjadinya bumi, dan seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi pula perubahan teori-teori tersebut. Dalam mempelajari teori-teori tentang pembentukan bumi tentu saja berhubungan dengan pengetahuan tentang galaksi, jagad raya, dan tata surya.
Di pagi hari kita melihat terbitnya matahari di ufuk timur, kemudian tenggelam di ufuk barat pada sore harinya. Peristiwa ini disusul dengan munculnya bintang-bintang, bulan, dan benda-benda langit di angkasa raya yang sangat banyak dan tidak terhitung jumlahnya di malam hari. Ketika malam berakhir kita akan melihat lagi munculnya matahari di ufuk timur. Peristiwa ini terjadi secara terus-menerus.
1. Galaksi
Apakah yang dimaksud jagad raya? Bagaimanakah bentuk galaksi? Konsep jagad raya membahas sebaran atau kedudukan benda-benda langit yang bertebaran secara bebas dalam suatu ruang (spaces) yang tak terhingga luasnya. Konsep jagad raya yang dimaksud di atas adalah benda-benda langit yang dinamakan manusia “galaksi-galaksi”. Di dalam galaksi tersebut terdapat berjuta-juta bintang yang bebas, tetapi teratur sesuai dengan aturan hukum alam masing-masing sehingga satu sama lain secara teoritis tidak mungkin terjadi benturan. Galaksi adalah kumpulan planet, bintang, gas, debu, nebula, dan benda-benda langit lainnya yang membentuk pulau-pulau di dalam ruang hampa jagad raya.
Sesungguhnya benda-benda langit yang bertaburan di angkasa raya, masing-masing terikat pada suatu susunan tertentu. Kalau kita melihat langsung ke langit pada malam hari, terlihat di sana berjuta-juta bintang. Satu bintang di langit, jika kita cermati dengan menggunakan alat teropong, sebenarnya merupakan kumpulan dari berjuta-juta bintang. Jarak bumi kita yang sangat jauh menyebabkan mereka tampak seperti satu bintang saja. Begitu jauhnya dan begitu banyaknya bintang-bintang yang menjadi satu kesatuan itu sehingga kelihatan rapat dan akan terlihat seperti kabut saja.
Sejak zaman dahulu manusia telah menyelidiki bagaimana terjadinya bumi begitu banyak teori dikemukakan sehingga berkembanglah usaha untuk menyelidiki benda-benda langit, matahari dalam suatu sistem tata surya. Untuk mengetahui secara baik teoritis maupun hipotesis (dugaan sementara), para ahli sekaligus memanfaatkan kemajuan teknologi.
Keberadaan galaksi dapat dilihat atau dideteksi dengan teleskop. Beberapa bentuk galaksi di jagad raya, antara lain, sebagai berikut.
a. Galaksi bentuk spiral. Pada galaksi ini terlihat adanya roda-roda Catherina di dalamnya, dengan lengan-lengan berbentuk spiral yang keluar dari pusat yang terang. Sekitar 60% dari galaksi berbentuk spiral.
b. Galaksi bentuk spiral berpalang. Pada galaksi ini terlihat dari bagian ujung suatu pusat keluar lengan-lengan spiral galaksi. Sekitar 18% dari jumlah galaksi di jagad raya ini berupa spiral-spiral ataupun spiral-spiral yang terpotong.
c. Galaksi bentuk elips. Galaksi ini berbentuk elips, dari berbentuk hampir menyerupai bola kaki sampai pada bentuk yang sangat lonjong seperti bola rugby. Sekitar 18% galaksi di jagad raya berbentuk elips.
d. Galaksi bentuk tak beraturan. Galaksi berbentuk tak beraturan, atau tidak mempunyai bentuk tertentu, sekitar 4% galaksi di jagad raya berbentuk tak beraturan.
Galaksi mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
(1) sumber cahaya berasal dari galaksi itu sendiri dan bukan merupakan cahaya pantulan;
(2) antara galaksi satu dengan yang lain mempunyai jarak jutaan tahun cahaya;
(3) galaksi-galaksi lainnya dapat terlihat berada di luar Galaksi Bimasakti;
(4) galaksi punya bentukan tertentu, misalnya: bentuk spiral, bentuk spiral berpalang, bentuk elips, dan bentuk tidak beraturan.
Ruang antara galaksi yang satu dengan yang lainnya berisi zat intergalaksi yang juga dapat disebut zat interstellair yang berisikan proton, elektron, dan ion lain yang bergerak simpang siur dalam jagad raya. Ahli astronomi yang banyak menjelaskan tentang galaksi, antara lain: Edwin Hubble, Nu Mayol, dan Harlow Shapley.
2. Jagad Raya
Apakah yang disebut jagad raya? Bagaimanakah bentuk jagad raya? Teori-teori jagad raya telah banyak dikemukakan para ahli astronomi. Teori ini telah berkembang sepanjang waktu sejalan dengan kecanggihan teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia. Para ahli astronomi telah banyak mengungkap rahasia alam semesta, jika manusia melihat ke angkasa seolaholah batas pandang kita berbentuk setengah lingkaran dikatakan para ahli astronomi “Bola Langit”.
Bola langit adalah suatu ruang (space) yang tak terhingga luasnya dan seolah-olah berbentuk lingkaran (seperti bola). Jagad raya adalah alam semesta yang sangat luas dan tidak terukur, terdiri atas berjuta benda-benda angkasa, dan beribu-ribu kabut gas atau kelompok nebula, kemudian kabut gas tersebut tersusun menjadi gugusan bintang. Proses tersebut tidak berlangsung cepat, tetapi terbentuk berjuta-juta tahun lamanya. Galaksi kita, yaitu Bimasakti, terletak di antara kabut gas tersebut, yang mempunyai bentuk spiral. Selain itu, terdapat kabut spiral lain yang terkenal yaitu kabut Andromeda yang letaknya paling dekat dengan Bimasakti.
Galaksi Bimasakti disebut juga Milky Way (Inggris) dan De Melkweg (Belanda), astronom yang pernah menyelidiki galaksi ini di antaranya Kapteyn Seeliger, Charlier, dan Shapley. Galaksi Bimasakti dapat disimpulkan sebagai berikut.
(1) Inti Galaksi Bimasakti terletak di arah gugusan bintang sagitarius ± 35 juta tahun cahaya dari matahari.
(2) Bimasakti berbentuk keping atau roda cakram, dan porosnya sebagai inti sistem.
(3) Corak atau struktur spiral dengan massa lebih kurang 100 miliar massa matahari yang sebagian besar tidak terlihat dalam kabut gelap atau bintang yang hampir padam.
(4) Garis tengah susunan perbintangan 80.000–10.000 tahun cahaya dan tebalnya 3.000 tahun cahaya sampai mencapai 15.000 tahun cahaya di tengahnya.
(5) Matahari berada pada jarak 30.000–35.000 tahun cahaya dari pusat sistem galaksi.
(6) Matahari dengan bintang-bintang lain sebagai sistem lokal dalam ruang matahari berada.
Kecepatan berputar 450 km/detik dalam waktu 225 juta tahun (kosmis) untuk sekali berputar lengkap. Benda angkasa lain yang berupa bintang-bintang juga bertaburan di langit. Bintang memancarkan cahaya dan panas sendiri karena suhu yang tinggi. Salah satu contoh bintang adalah matahari.
Beberapa teori tentang terjadinya jagad raya adalah sebagai berikut.
a. Teori Jagad Raya Mengembang
Teori ini dikemukakan oleh Hubble, yang menjelaskan bahwa galaksi-galaksi bergerak saling menjauhi, yang berarti jagat rayamengembang menjadi lebih luas.
b. Teori Ledakan Besar
Teori ini menjelaskan bahwa dahulu kala galaksi-galaksi pernah saling berdekatan dan berasal dari massa tunggal, kemudian dalam keadaan massa tunggal jagad raya menyimpan suhu dan energi sangat besar. Besarnya energi dan tingginya suhu tersebut menimbulkan ledakan besar yang menghancurkan massa tunggal sehingga terpisah menjadi serpihan-serpihan sebagai awal jagad raya. Salah satu pendukung teori ini adalah Stephen Hawking, seorang ahli fisika teoritis.
c. Teori Keadaan Tetap
Teori ini menjelaskan bahwa materi baru yang berupa hidrogen telah mengisi ruang kosong yang timbul dari pengembangan jagad raya. Teori ini dipelopori oleh Fred Hoyle. Di dalam teori ini dijelaskan pula bahwa jagad raya tetap keadaannya dan akan selalu tampak sama. Stephen Hawking mengatakan bahwa materi yang mengisi ruang dan berupa materi baru bersifat memencar sehingga keadaan jagad raya selalu mengalami perubahan.
Berikut beberapa anggapan mengenai jagad raya.
a. Anggapan Antroposentris
Anggapan ini menyatakan bahwa manusia merupakan pusat segalanya. Anggapan ini muncul sejak manusia primitif. Bangsa Ibrani pada masanya menganggap langit disangga oleh tiang-tiang raksasa, sedangkan matahari, bulan, dan bintang melekat di langit serta hujan yang turun melalui jendela-jendela yang berada di langit. Anggapan ini bermula dari konsep alam semesta bangsa Babylon.
b. Anggapan Geosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa bumi merupakan pusat alam semesta dan pusat segala kekuatan, benda langit lainnya bergerak mengelilingi bumi. Anggapan ini muncul kira-kira pada abad ke-6sebelum Masehi. Keberadaan anggapan Geosentris juga didukung oleh beberapa ilmuan, seperti: Plato, Socrates, Aristoteles, Anaximander, dan Pythagoras.
c. Anggapan Heliosentris
Anggapan ini menyatakan bahwa matahari merupakan pusat jagad raya. Anggapan ini muncul sejakberkembangnya penelitian yang didukung oleh peralatan yang lebih maju, demikian pula sifat keingintahuan ilmuwan yang memunculkan gagasangagasan kritis.
Keberadaan anggapan Heliosentris juga didukung oleh beberapa ilmuwan, seperti: Galileo, Isaac Newton, Nicolaus Copernicus, dan Johanes Kepler.
3. Tata Surya
Galaksi terdiri atas berjuta-juta bintang, sedangkan matahari kita adalah salah satu bintang yang berada di dalam Bimasakti. Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari mempunyai sejumlah anggota dan membentuk suatu susunan yang disebut Tata Surya. Jadi, sebuah Tata Surya terdiri dari satu matahari dan semua benda langit yang beredar mengelilinginya. Tata Surya terdiri atas satu Matahari, dan delapan planet termasuk planet Bumi, serta benda langit lain yang mengelilinginya.
Untuk membantu pemahaman kita tentang alam semesta, jagad raya, galaksi, dan Tata Surya serta planet-planet kita, cermatilah gambar perbandingan benda-benda langit.
Di dalam Tata Surya terdapat dua jenis planet berdasarkan letak lintasannya, yaitu planet dalam dan planet luar. Planet-planet dalam adalah planet-planet yang lintasannya di antara Bumi dan Matahari, yang terdiri atas Merkurius dan Venus. Planet-planet luar adalah planet-planet yang lintasannya mengelilingi Matahari lebih besar daripada jari-jari lintasan Bumi di saat mengelilingi Matahari, yang terdiri atas Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Beberapa hal penting mengenai keberadaan planet-planet sebagai berikut.
(1) Cahaya planet merupakan cahaya yang diterima dari Matahari kemudian dipantulkan kembali, artinya planet tidak mempunyai cahaya sendiri
(2) Planet-planet berkilauan dan tidak berkelap-kelip seperti halnya bintang sejati.
(3) Planet-planet terlihat sebagai keping atau cakram jika dilihat dengan teropong.
(4) Bidang lintasan planet-planet berbentuk elips.
(5) Arah peredaran planet-planet mengelilingi matahari antara satu dengan yang lain sama.
(6) Kebanyakan planet-planet mempunyai satelit pengiring seperti bulan pada planet Bumi.
Tata Surya kita memiliki sembilan planet yang diklasifikasikan berdasarkan letak dan sifat fisiknya. Berdasarkan letaknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Inferior dan Planet Superior, sedangkan berdasarkan sifat fisiknya planet dalam Tata Surya dibagi atas Planet Teresterial dan Planet Raksasa.
1. Planet Inferior dan Planet Superior
Pembagian ini dikemukakan oleh Copernicus. Planet Inferior adalah planet-planet yang memiliki orbit lebih kecil daripada orbit Bumi, yaitu: Merkurius, Mars, dan Venus. Planet Superior adalah planet yang memiliki orbit lebih besar daripada orbit Bumi, yaitu: Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto.
2. Planet Teresterial dan Planet Raksasa
Planet Teresterial dan Planet Raksasa disebabkan sifat fisik dari planet. Planet yang mengitari melalui matahari dikelompokkan atas empat Planet Teresterial dan empat PlanetRaksasa. Pluto tidak diikutsertakan karena sifat fisiknya yang berbeda. Pluto merupakan planet terluar yang terdiri atas campuran es dan batuan. Dinamai Planet Teresterial karena sifat planet itu hampir sama dengan bumi (terra = bumi; bahasa Latin). Planet-planet ini memiliki gunung, lembah, dan kawah. Planet Teresterial adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
Dinamai Planet Raksasa (Planet Jovian) karena sifat planet ini hampir sama dengan Jupiter (Jove = Jupiter; bahasa Romawi). Material keempat planet ini sebagian besar berupa cairan dengar.
Batas antara Planet Teresterial dan Planet Raksasa terdapat Asteroid yang jumlahnya ribuan.
Planet-planet yang mengelilingi matahari mempunyai ukuran yang berbeda-beda. Demikian juga jarak dengan matahari dan waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari.
a. Merkurius
Merkurius adalah planet yang terdekat dengan matahari dan juga paling kecil di antara semua planet. Garis tengah planet ini kurang lebih 4.847 kilometer waktu yang dipergunakan untuk mengelilingi matahari adalah 88,8 hari dan waktu rotasinya juga selama 88,8 hari. Jarak Merkurius dengan matahari adalah 57.910.000 km.
b. Venus
Venus adalah planet kedua setelah Merkurius. Planet ini adalah planet yang paling terang di antara planet yang lain karena jaraknya yang relatif dekat dengan planet Bumi. Garis tengah planet ini kurang lebih 12.205 kilometer dan besarnya hampir sama dengan Bumi. Waktu yang diperlukan untuk mengelilingi matahari adalah 224,7 hari dan waktu rotasinya selama 225 hari atau kurang lebih 7,5 bulan. Jarak Venus dengan matahari adalah 108.210.000 km.
c. Bumi dan Bulan
Bumi merupakan planet ketiga dalam Tata Surya. Dari sembilan planet yang dikenal manusia, Planet Bumilah yang banyak dihuni makhluk hidup. Planet Bumi mempunyai lapisan atmosfer yang di dalamnya banyak mengandung unsur-unsur kimia yang banyak dibutuhkan oleh makhluk hidup. Jarak bumi dengan matahari oleh para ahli Astronomi dinamakan satu satuan Astronomi atau sama dengan 159.000 kilometer (IS·A = 159.000.000 km). Bumi mengelilingi matahari membutuhkan waktu 365 hari 6 jam 9 menit 10 detik, tetapi atas dasar kesepakatan ahli astronomi mengacupada periode antara pertemuan matahari dengan bintang Aries, yaitu 365hari 5 jam 48 menit 46 detik atau sama dengan Satu Tahun Tropik. Bumi berputar pada porosnya membutuhkan waktu 23 jam 56 menit atau sama dengan Satu Hari Bintang. Bumi selalu diikuti Bulan sebagai satelit bumi selama mengelilingi matahari.
Bulan berotasi dan juga melakukan revolusi mengelilingi Bumi selama 27 3 1 hari sampai 29 3 1 hari. Peredaran Bulan mengelilingi Bumi dan sekaligus juga mengelilingi matahari.
d. Mars
Planet Mars mempunyai garis tengah kurang lebih 6.792 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 697 haridengan rotasi selama 24 jam 37 menit. Planet Mars mempunyai sejumlah air dan oksigen demikian juga pergantian musim, bahkan di sana juga terdapat polar icecaps, yaitu tudung es kutub yang luasnya tidak selalu tetap. Hal ini menimbulkan dugaan adanya pergantian musim di sana. Warnanya hijau mendekati kecokelatan sehingga menunjukkan adanya flora dandaerah gurun. Mars mempunyai dua satelit, yaitu Dcimos (satelit luar) dan Phobos (satelit dalam). Kedua satelit ini ditemukan oleh Hall pada tahun 1877. Jarak Mars dengan Matahari adalah 227.940.000 km.
e. Yupiter
Yupiter adalah planet terbesar dalam sistem Tata Surya kita. Diameternya lebih dari 130.000 kilometer, massanya lebih kurang 3 2 massa seluruh anggota Tata Surya yang di luar matahari. Rotasi Yupiter terhadap matahari paling cepat, yaitu 10 jam sekali putaran. Planet ini mempunyai keistimewaan, yaitu adanya unsur kimia yang terkandung di dalam sangat rendah, atmosfernya hampir tidak berotasi (sangat lambat). Sekalipun berukuran sangat besar kepadatan planet ini sangat rendah karena sebagian besar terdiri atas unsur-unsur ringan, antara lain 85% Hidrogen dan 15% Helium. Campuran yang lain sedikit sekali berupa CH4, NH3, dan lainnya. Yupiter mempunyai banyak satelit, yaitu 14 buah. Penemuan terakhir menunjukkan satelitnya lebih banyak lagi. Empat dari satelit itu adalah Io, Europa, Ganymade (satelit terbesar hampir sebesar bumi), dan Calistio. Jarak Yupiter dengan Matahari adalah 778.300.000 kilometer.
f. Saturnus
Planet Saturnus ditemukan pada abad ke-18 setelah planet Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 29–30 tahun, sekali berotasi memerlukan waktu 387 hari. Saturnus mempunyai atmosfer yang hampir sama dengan Yupiter, yaitu terdiri atas unsur-unsur amonia. Saturnus mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan planet lain, di antaranya memiliki cincin, terdiri atas tiga bagian yang konsentris, yaitu bagian dalam, gelang berbentuk khas (dusky ring), dan bagian luar. Cassini gelang yang paling terang adalah gelang bagian dalam, dan planet ini memiliki 9 buah satelit.
Tebal cincin Saturnus kurang lebih antara 10 sampai 100 meter saja, unsur-unsurnya mengandung butiran es dan sangat halus. Lebar cincin sekitar 275.000 kilometer. Planet ini nomor 3 paling terang di antara ke sembilan planet. Saturnus mempunyai 10 satelit yang mengelilinginya. Jarak antara Saturnus dan Matahari adalah 1.427.000.000 kilometer.
g. Uranus
Planet Uranus baru ditemukan pada tahun 1781 oleh William Herschel di Inggris yang semula disangka komet. Mulanya planet ini dinamakan Gregorium Titus (sebagai penghargaan kepada Raja Georgia III). Akan tetapi, para astronom menyebutnya Planet Herschel, kemudian oleh Boscho disebut dengan Uranus. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 84 tahun dengan waktu rotasi 369 hari. Planet ini mempunyai dua buah satelit. Garis tengah planet ini 19.750 kilometer. Uranus mempunyai keistimewaan bahwa sumbunya terletak sebidang dengan bidang revolusinya. Jarak Uranus dengan Matahari adalah 2.863.840.000 kilometer.
h. Neptunus
Planet Neptunus ditemukan oleh Bonvard pada tahun 1821 di Paris, Prancis. Jika dilihat dari bentuknya Neptunus merupakan saudara kembar Uranus, terutama besarnya. Radiusnya sekitar 4 kali radius bumi. Garis tengahnya kurang lebih 53.000 kilometer. Waktu yang digunakan untuk mengelilingi matahari kurang lebih 164,79 tahun, sedangkan rotasinya 15 jam. Susunan atmosfernya terdiri atas metana. Planet ini mempunyai lima satelit. Dari lima satelit ini ada dua satelit besar yang diberi nama Tritondan Nereid.
i. Status Pluto dan Sedna
Pluto bukan lagi merupakan salah satu planet di sistem tata surya kita. Voting yang dilakukan sekira 424 ahli astronomi dari seluruh dunia menghasilkan keputusan dramatis sekaligus bersejarah, mencopot status Pluto sebagai planet. Akibatnya, Pluto yang selama ini dikenal sebagai planet terkecil dan menempati urutan kesembilan-harus “terpental” dari daftar planet anggota tata surya. Dengan demikian, berdasarkan resolusi ke-26 IAU, jumlah planet anggota Tata Surya tidak lagi sembilan, melainkan hanya delapan.
Keputusan ini juga sekaligus mematahkan usulan penambahan tiga anggota baru Tata Surya, yakni Ceres, Charon, dan 2003 UB313. Ceres adalah asteroid terbesar dalam sistem Tata Surya, Charon adalah satelit (bulan) mayor Pluto, dan 2003 UB313 adalah objek yang berada di luar wilayah Tata Surya dan disebut sebagai Kuiper Belt (Sabuk Kuiper). Bersama tiga calon anggota Tata Surya yang tereliminasi inilah Pluto akan “menjalani” status barunya sebagai dwarf planet alias planet kerdil. Para ahli astronomi menyepakati definisi planet. Menurut kesepakatan itu, benda angkasa disebut planet jika memiliki ukuran cukup besar dan berada tetap di garis orbitnya selama mengitari matahari, serta tidak tumpang tindih dengan planet lain. Menurut para ahli, garis orbit Pluto tumpang tindih dengan orbit Neptunus, sehingga secara otomatis (karena ukurannya lebih kecil) Pluto terdiskualifikasi dari klasifikasi planet.
Pada tanggal 15 Maret 2004 astronomer dari Caltech, Gemini Observatory, dan Yale University mengumumkan penemuan baru benda langit kesembilan dari matahari. Benda langit ini dinamakan Sedna yang diambil dari nama Dewi Laut di Arctik. Sedna ini berjarak 90 kali lipat daripada jarak matahari ke bumi, dengan bentuk orbit yang ekstrem elips
Sedna adalah sebuah objektrans-Neptunus yang ditemukan oleh Michael E. Brown (Caltech), Chad Trujillo (Gemini Observatorium), dan David Rabinowitz (Universitas Yale) pada tanggal 14 November 2003. Pada waktu ditemukan, Sedna merupakan benda langit dalam Tata Surya terjauh yang pernah diamati pada saat itu. Diameter Sedna sekitar 1.180 sampai 1.800 km dengan massa 1,7 – 6,1×1021 kg. Perihelion Sedna 76,156 AU sedangkan aphelion-nya 975,056 AU. Sedna membutuhkan waktu 12.000 tahun untuk satu kali mengorbit matahari.
4. Proses Terjadinya Bumi dan Tata Surya
Hasil pantauan teleskop dari Bumi planet-planet terletak hampir pada satu bidang datar di sekeliling Matahari, melahirkan perkiraan atau hipotesis atau teori yang hampir sama tentang terjadinya Tata Surya, yaitu bahwa planet-planet lahir dari matahari atau kelahiran planet dari ujud yang sama dengan matahari. Bidang datar tempat planet-planet yang hampir sebidang dengan ekuator matahari memberikan penjelasan tentang massa asal planet itu telah berputar sejak benda langit itu terbentuk.
Sebagian gas dari matahari yang terlepas dan terus-menerus berputar adalah proses awal terbentuknya bumi kita. Jadi, Bumi merupakan sebagian gumpalan gas yang berasal dari matahari. Walaupun terlepas dari gumpalan induk, gumpalan besar tersebut tetap berputar terus-menerus mengelilingi gumpalan induk yang lebih besar yaitu matahari. Beberapa gumpalan besar lain yang terlepas dan terpisah dari gumpalan gas matahari tetap berputar sehingga mengalami proses pendinginan dan menjadi padat. Beberapa gumpalan yang mendingin dan memadat itu sekarang membentuk planetplanet yang mengelilingi matahari yaitu: Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Planet terakhir dan terjauh ditemukan melalui rekaman teleskop ruang angkasa Spitzer yang diluncurkan 23 Agustus 2003, planet tersebut dinamai Sedna. Sebagiangumpalan tidak hanya terlepas dari planet-panet, tetapi juga bergerak berputar dan mengelilingi gumpalan induknya (planet). Bulan dan satelit adalah gumpalan yang terlepas dari planet. Walaupun saat ini Sedna merupakan planet terjauh dari pusat Tata Surya, tidak tertutup kemungkinan akan ditemukan kembali planet yang lebih jauh dari Sedna. Hal tersebut hanya akan terjadi jika kemampuan teknologi dan ilmu pengetahuan tentang astronomi selalu dikembangkan keberadaannya. Bumi yang terjadi dari pendinginan dan pemadatan gas terus-menerus berputar. Perputaran ini menyebabkan Bumi bertambah dingin sehingga gas di atas bumi berubah menjadi cairan dan padatan. Permukaan bumi yang terdiri atas cairan dan padatan merupakan permukaan bumi yang dapat digunakan sebagai tempat dan habitat hidup manusia, hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lain.
Seluruh kejadian di atas memerlukan waktu yang sangat lama. Proses terjadinya Bumi hingga menjadi tempat hidup manusia dan makhluk hidup lainnya telah terjadi berjuta-juta tahun lamanya. Bagian inti Bumi merupakan gumpalan materi yang paling berat massanya, sedangkan kerak Bumi didominasi oleh unsur magnesium dan silikon. Inti bumi lebih didominasi oleh unsur besi dan nikel. Untuk mengukur ketebalan lapisan-lapisan penyusun kerak bumi digunakan gelombang gempa, dan gelombang yang dipantulkan oleh suatu lapisan tertentu sangat tergantung pada kecepatan gelombang pada lapisan itu. Dengan menggunakan metode ini perkiraan ketebalan lapisan-lapisan penyusun kerak bumi akan dapat diketahui.
Beberapa hipotesis yang menjelaskan proses terjadinya Bumi dan Tata Surya sebagai berikut.
a. Hipotesis Kabut
Imanuel Kant (1724–1804), seorang ahli filsafat berkebangsaan Jerman, menjelaskan bahwa hipotesis solar nebula ini merupakan hipotesis yang paling tua dan paling terkenal mengenai terjadinya Tata Surya. Dijelaskannya pula bahwa matahari, Bumi, dan planet lain awalnya merupakan satu kesatuan yang berupa gumpalan kabut yang berputar perlahan-lahan, kemudian inti kabut menjadi gumpalan gas yang kemudian menjadi matahari, sedangkan bagian kabut di sekelilingnya membentuk planet-planet dan satelit-satelit.
b. Hipotesis Planetesimal
Teori Planetesimal yang berarti planet kecil dalam penelitian berjudul ”The Origin of the Earth” atau ”Asal Mula Terjadinya Bumi” telah dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlin, seorang ahli geologi berkebangsaan Amerika Serikat, pada tahun 1916. Dalam teori ini dikatakan awal pembentukan planet mirip kabut pijar, karena di dalam kabut itu terdapat material padat yang berhamburan yangdisebut planetesimal. Setelah itu, sebuah bintang (sama dengan matahari) berpapasan dengan matahari pada jarak yang tidak jauh sehingga terjadi pasang naik pada permukaan matahari, dan sebagian massa matahari tertarik ke arah bintang yang mendekat tersebut.
Ketika bintang tersebut menjauh dari matahari sebagian massa matahari jatuh dan menyatu kembali dengan matahari, tetapi sebagian yang lain berhamburan di angkasa sekitar matahari membentuk planet-planet kecil yang beredar pada orbit masing-masing.
c. Hipotesis Pasang Surut Gas
Teori ini berdasarkan hipotesis bahwa pada awal kejadiannya sebuah bintang yang hampir sama besarnya dengan matahari bergerak bersimpangan dengan matahari, dan menimbulkan pasang padapermukaan matahari. Pasang tersebut berbentuk menyerupai cerutu yang sangat besar. Bentuk cerutu tersebut bergerak mengelilingi matahari dan pecah menjadi sejumlah butir-butir tetesan kecil. Karena perbedaan besarkecilnya butir sehingga massa butir yang lebih besar menarik massa butir yang lebih kecil, dari proses tersebut membentuk gumpalan yang semakin besar sebesar planet-planet. Demikian seterusnya sehingga terbentuklah planet dan satelit yang ada sekarang ini. Teori ini lebih dikenal dengan nama Hipotesis Tidal James-Jefries yang ditemukan pada tahun 1917 oleh sarjana berkebangsaan Inggris bernama James Jeans dan Herald Jeffries.
d. Hipotesis Peledakan Bintang
Teori ini menjelaskan adanya sebuah bintang sebagai kawan matahari, kemudian terjadi evolusi antara matahari dan bintang tersebut. Ada bagian yang memadat dan terjebak di dalam orbit keliling matahari, sebagian lagi meledak dan bebas di ruang angkasa. Keberadaan teori ini didukung oleh banyak ahli astronomi yang telah membuktikan adanya bintang kembar.
e. Hipotesis Kuiper
Hipotesis ini dikemukakan oleh astronom bernama Gerard P. Kuiper (1905–1973). Ia mengatakan bahwa semesta terdiri atas formasi bintangbintang, di mana dua pusat yang memadat berkembang dalam suatu awan antarbintang dari gas hidden. Pusat yang satu lebih besar daripada pusat yang lainnya dan kemudian memadat menjadi bintang tunggal yaitu matahari. Kemudian kabut menyelimuti pusat yang lebih kecil yang disebabkan oleh adanya gaya tarik dari massa yang lebih besar yang menyebabkan awan yang lebih kecil menjadi awan yang lebih kecil lagi yang disebut protoplanet.
Jika awan mempunyai ukuran yang sama akan terbentuk bintang ganda yang sering terjadi di alam semesta. Pada saat matahari memadat, ia akan menjadi begitu panas sehingga sebagian besar energi radiasi dipancarkan. Energi yang terpancar tersebut mampu mendorong gasgas yang lebih terang, seperti hidrogen dan helium, dari awan yang menyelubungi protoplanet-protoplanet yang paling dekat ke matahari.
Sumber :

Sulistiyanto, Iwan Gatot, 2009, Geografi 1 : untuk Sekolah Menengah Atas/ Madrasah Aliyah Kelas X, Jakarta : Pusat perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, h. 41 – 56

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More